Seperti bentuk dalam sebuah cermin, kuikuti Wajah itu.
Tuhan menampakkan dan menyembunyikan sifat-sifat-Nya.
Tatkala Tuhan tertawa, maka akupun tertawa.
Dan manakala Tuhan gelisah, maka gelisahlah aku.
Maka katakana tentang Diri-Mu, ya Tuhan.
Agar segala makna terpahami, sebab mutiara-mutiara
makna yang telah aku rentangkan di atas kalung pembicaraan
berasal dari Lautan-Mu.
(Jalaluddin Rumi)
tags: puisi sufi
Referensi:
- Kasidah Cinta Jalaluddin Rumi, Yogyakarta: Tarawang, Maret 2000.
- Jalaluddin Rumi Kisah Keajaiban Cinta, Yogyakarta: Penerbit Kreasi Wacana, Cetakan Kelima Oktober 2003.
- Abdul Hadi WM, “Sastra Transedental dan Kecenderungan Sufistik Kepengarangan di Indonesia“, makalah Simposium Festival Istiqlal Tahun 1991.
0 komentar:
Posting Komentar